
Oleh: Marsekal Lapangan Nizar Ismail
Tahun ini, suasana Ramadhan di Yogyakarta semakin semarak dengan keikutsertaan Ertingan Festival 2022.
Acara ini dipandu oleh PT Contong Sakti Indonesia (CSi) dan Lakoni Indonesia selaku komunitas pemuda Yogyakarta.
Setelah satu gerakan sosial yang sukses eksis dan aktif di masa-masa awal pandemi Covid-19, PT CSi kembali hadir bersama Lakoni Indonesia dengan tampilan dan semangat baru melalui Artkringan Festival.
Artkringan Festival merupakan festival budaya ala millenium dengan berbagai acara. daftar slot online manfaatkan gopay
Semangat dan nilai yang mengangkat budaya Yogyakarta salah satunya budaya nongkrong dan makan bersama di ankring.
Rangkaian acara pertama Artkringan Festival adalah ‘Nangkring To Sharing’, yang akan diselenggarakan mulai 10-15 April 2022.
Diantaranya ada kegiatan dimana masyarakat dari seluruh Yogyakarta berpuasa Ramadhan dan berbagi makanan kucing yang merupakan makanan khas Angrinan Yogyakarta sebanyak 1.000 orang.
Puncak dari Festival Artkingan akan berlangsung pada 23 April 2022 di Angkringan Pak Tomi yang berlokasi strategis di kawasan Jembatan Kewek Yogyakarta dan Kali Code.
Pemandangan dan suasana senja yang disambut dengan kecepatan kereta api menjadikannya spot yang indah untuk sarapan.
Selain menawarkan paket sarapan gratis 200 porsi Nasi Kucing, Festival Artkringan menampilkan Orkes Keroncong Welas Asih sebagai puncak acara sarapan bersama.
Ada pula rangkaian acara ‘Sambatan Ankringan’, pojok diskusi ala ankringan yang membahas tentang fenomena Klitich yang belakangan ramai menjadi perbincangan di media sosial dan Yogyakarta.
“Sambungan Angkringan” Humas Polda Yogyakarta Kombes Pol Yulianto, SIK, MA dibangkitkan oleh beberapa komunitas di Yogyakarta.
Diantaranya Forum Komunikasi Putra dan Putri Pahlawan Indonesia (FKPPI), Jawil nJundil, #JogjaGeludDay, dan teman-teman SMA dari Yogyakarta.
“Sambat Angkringan” berjalan sangat lancar dan menyenangkan.
Beberapa sesi pelatihan digelar menyaksikan interaksi antara presenter dan presenter yang membahas fenomena “keutuhan”.
Dilihat dari sejarah dan makna asli kata ‘kileth’, yang berasal dari bahasa Jawa yang berarti ‘berkumpul’, dan juga digunakan oleh masyarakat untuk kegiatan berburu malam hari.
Dewasa ini ”klitia” diartikan atau dimaknai secara tidak langsung sebagai suatu bentuk kejahatan.
Dalam diskusi “Sambat Angkringan”, disimpulkan bahwa gaya klitih harus dikembalikan sesuai dengan makna aslinya dan bahwa masyarakat harus bersama-sama menjaga lingkungan untuk menjaga lingkungannya, sehingga tercipta keamanan dan kenyamanan dalam masyarakat. Pembicara disampaikan. masyarakat.
Usai ‘Sambatan Angkringan’, Festival Artkringan dilanjutkan dengan sarapan gratis yang terdiri dari 200 porsi menu Nasi Cat Angkringan Pak Tomi dengan musik Keroncong Pengasih sambil menyaksikan indahnya sunset di Jembatan Kewek Yogyakarta.
Artkitngan Festival pada hakikatnya adalah format festival ala millennium baru, konsep dan semangat yang membawa nilai budaya disertai aksi sosial sebagai hasil nyata dari rangkaian acara festival dan pertunjukan seni dan musik millenium.