
Jakarta – Presiden MPR RI dan Wakil Presiden Partai Golkar Bambang Soesatyo didaulat menjadi dosen di Universitas Nasional Urusan Veteran (UPN) Jawa Timur. Menawarkan kursus di bidang Ekonomi dan Kewirausahaan untuk mahasiswa Fakultas Ekonomi. Pada saat yang sama, ia rutin memberikan kuliah umum tentang kewarganegaraan bela negara kepada seluruh mahasiswa UPN dan veteran Jawa Timur.
Membahas semangat nilai-nilai perjuangan 1945, yang meliputi materi tentang inokulasi ideologi berupa Pancasila, empat pilar Gerakan Rakyat Revolusioner yang menjadi dasar negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. , Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara, dan Bhineka Tunggal Ika sebagai simbol negara. slot gacor
Selain bekerja di UPN Veteran Jawa Timur, Bamsoet pernah diangkat ke kampus Universitas Terbuka dan diangkat menjadi pengajar tetap. Dia mengajar dua mata kuliah: Kebijakan Bisnis dan Pengantar Bisnis.
Keyakinannya sebagai dosen Ekonomi dan Kewirausahaan di UPN Veteran Jawa Timur dan Universitas Terbuka di dua perguruan tinggi negeri tidak terlepas dari latar belakang kewirausahaannya.
Untuk memberikan pemahaman tentang dunia ekonomi nasional dan global dari perspektif teoritis maupun praktis. Idealnya dan kenyataan.
Juga Konsultan Ikatan Veteran UPN Jatim Dr. M. Inframerah. Ahmed Fawzy, Wakil Rektor I UPN Veteran Jatim d. sinar inframerah. skandal. Turut hadir Direktur Pendidikan LVRI, TNI (Purn) Nuno Sukarno.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komite III Hukum, HAM, dan Keamanan DPR RI itu menjelaskan, kewirausahaan menawarkan potensi untuk mendorong pembangunan ekonomi, pengentasan kemiskinan, dan pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja. .
Sayangnya, menurut data Badan Usaha Kecil Menengah (UKM), rasio Kewirausahaan (UMKM) dari total penduduk Indonesia pada tahun 2020 hanya 3,5%, yang belum ideal. Singapura masih tertinggal dari negara tetangga seperti 8,7% dan Malaysia 5%.
” Rendahnya tingkat kewirausahaan suatu negara berkontribusi pada kurangnya lapangan kerja dan peningkatan jumlah pengangguran. Mayoritas pengangguran di Indonesia terjadi pada lulusan sekolah menengah/profesional dan universitas. Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2019 , tingkat pengangguran lulusan universitas Sudah mencapai 5,8%. Tingkat pengangguran untuk orang berpendidikan tinggi meningkat dari tahun ke tahun, dan dominan, sehingga diperlukan tindakan segera.”
Wakil Presiden SOKSI dan Direktur Penegakan Hukum, Hubungan Pertahanan dan Keamanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) menjelaskan, berbagai penelitian menunjukkan bahwa lulusan pendidikan tinggi sebagian besar adalah pencari kerja, bukan pencipta lapangan kerja.
Ini juga karena banyak perguruan tinggi dan universitas mempersiapkan siswa untuk lulus dengan cepat dan mencari pekerjaan, bukan untuk menciptakan lapangan kerja.
“Mindset mahasiswa yang berpikir lulusan perguruan tinggi harus memiliki pekerjaan bergaji tinggi perlu diubah. Begitu juga orang tua yang menginginkan anaknya menjadi perusahaan atau pegawai negeri terkenal masih dominan. Sebagai lulusan perguruan tinggi, palmsuits dapat menciptakan lapangan kerja tergantung pada kompetensi yang Anda capai.” (*)