
Jakarta – Ada tiga calon penjabat gubernur di DKI Jakarta yang ditinggal Anis Baswedan pada Oktober 2022.
Muhammad Tawfiq, Wakil Ketua Fraksi DPRD DKI Jakarta Grendra, menyebut tiga nama.
Mereka adalah Heru Budi Hartono, Kepala Staf Presiden (Kasetpres), Marullah Matali, Kepala Staf Kantor Wilayah DKI, dan Juri Ardiantoro, Kepala Staf Presiden (KSP). slot pragmatis yang jarang dimainkan
Menurut M. Tawfiq, dirinya dicalonkan sebagai salah satu dari tiga calon yang diangkat oleh Presiden Joko Widodo.
M. Tawfiq menjelaskan bahwa Kementerian Dalam Negeri yang menawarkan kepada Presiden Joko Widodo untuk menunjuk penjabat gubernur untuk mengisi posisi kepemimpinan yang kosong.
Karena itu, dia menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi.
Anis Basoydkan akan mengundurkan diri pada Oktober 2022 dan Pilkada DKI baru akan digelar pada 2022.
Selama kekosongan jabatan, Gubernur DKI Jakarta untuk sementara akan digantikan oleh pejabat yang ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dari Mindagri mengumumkan akan mengajukan kepada Presiden Joko Widodo masing-masing tiga calon gubernur DKI Jakarta dan Aceh.
Usulan itu akan dilaksanakan sebelum jadwal DKI untuk pelantikan Pj Gubernur Jakarta dan Aceh.
Kali ini, Tito juga membeberkan kriteria Pj Gubernur yang nantinya akan diangkat ke DKI Jakarta menggantikan Gubernur Anis Baswedan.
Tito mengatakan, pihaknya saat ini sedang dalam proses pendataan calon gubernur DKI Jakarta.
Selama proses ini, Departemen Dalam Negeri juga menentukan apakah kandidat saat ini memiliki potensi keadaan atau masalah tertentu.
3 calon penjabat cabang DKI
1. Tubuh Pahlawan Hartono
Hiro Budi Hartono sudah lama dikenal sebagai Pj Gubernur DKI Jakarta menggantikan Anees.
Belum lama ini, Gembong Warsono, Kepala Staf Kepresidenan (Kasetpres), Ketua Fraksi PDIP di Jakarta, menyebut Heru Budi Hartono ketika ditanya siapa yang cocok menjadi Pj Gubernur (Pj).
Setahun kemudian, Heru diangkat menjadi Kepala Badan Pengelola Aset dan Keuangan Daerah (BPKAD) DKI Jakarta.
Dialah yang paling mencuri perhatian saat Heru Budi Hartono nyaris digendong Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai wakilnya di Pelkada Jakarta 2017.
Saat itu, ia hampir melamar Ahok yang ingin bermain di Belkada, Jakarta, melalui jalan mandiri.
Namun, setelah Ahok memutuskan untuk menempuh jalur pesta, Heru menolak menemaninya sebagai cawagub di DKI.
Akhirnya, Ahok memutuskan untuk bermitra dengan Djarot Saiful Hidayat.
Heru dianggap dekat dengan Basuki dan Joko Widodo saat menjadi gubernur DKI Jakarta.
Heru Budi Hartono yang menjabat sebagai Direktur Administrasi Keuangan Daerah DKI Jakarta (BPKD) setelah Ahok tidak terpilih menjadi Wakil Presiden, tercatat sebagai Kasetpres pada 2017 dan menjabat hingga saat ini.
2. Marula Matali
Nama kedua yang diharapkan menjadi wakil penguasa DKI adalah Marullah Matali.
Hal ini cukup wajar mengingat Marula Matale merupakan PNS profesional yang menduduki jabatan tertinggi di Pemprov DKI Jakarta dengan jabatan sekretaris daerah.
Selain itu, Mar Allah Matale diangkat sebagai sekretaris daerah langsung oleh Presiden Jokowi.
Mar Allah, dikutip dari Wikipedia, adalah putra Bitawi yang mengabdikan hidupnya untuk Pemprov DKI Jakarta sejak 1996.
Jabatan terakhir Mar Allah sebelum menjadi Sekda adalah sebagai Wali Kota Jakarta Selatan.
Ia juga sempat bekerja sebagai asisten Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk pengendalian kependudukan.
Mar Allah juga menjabat sebagai Direktur Dinas Pendidikan Mental dan Daerah DKI Jakarta.
Inilah sejarah karya Mar Allah Matali.
Staf Badan Pembinaan Psikologi Negara DKI Jakarta.
Kepala Bidang Pembinaan Lembaga Jiwa, Kesra DKI Jakarta.
Kepala Bidang Pelayanan Pembinaan Mental Dinas Kesejahteraan Sosial dan Pemasyarakatan DKI Jakarta
Sudin Pembinaan Mental Spiritual, Kesejahteraan dan Pelayanan Puntal Kabupaten Jakarta DKI.
Direktur Dinas Sosial Kabupaten DKI Jakarta
Direktur Dinas Pendidikan dan Mental. DKI Jakarta.
Deputi Gubernur Jakarta Bidang Pariwisata DKI.
Wakil Gubernur Pengendalian Kependudukan DKI Jakarta
Walikota Administrasi Jakarta Selatan
Sekretaris Jakarta
Sedangkan riwayat pendidikannya adalah sebagai berikut:
Universitas Islam Madinah, Kerajaan Arab Saudi
Institut Agama Islam Negeri Jakarta
3. Hakim Adiantoro
Nama keluarga yang banyak diharapkan untuk memerankan peran akting DKI Jakarta adalah Juri Ardiantoro.
Juri Ardiantoro saat ini menjabat sebagai Wakil Menteri ke-4 Kantor Sekretariat Presiden (KSP) yang membidangi informasi dan komunikasi.
Hakim Ardiantoro dilantik oleh Presiden KSP Moeldoko pada Senin (22/6/2020) di Gedung Bina Graha Jakarta.
Sebelum menjabat sebagai Wakil Ketua KKE ke-4, ia merupakan ketua juri Panitia Pemilihan Umum 2016-2017, menggantikan Hosni Kamel Manik yang meninggal pada 7 Juli 2016.
Pria kelahiran Prebes, 6 April 1973 ini lulus dari Universitas Nasional Jakarta, dan setelah menyelesaikan program masternya di Universitas Indonesia, ia memperoleh gelar Ph.D dari Universitas Malaya, Malaysia.
Ia memulai karirnya di bidang pemilu setelah menjabat sebagai salah satu pendiri Komisi Independen Pemilihan (KIPP). Pada tahun 2003, beliau juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal KIPP.
Setelah itu, ia terpilih sebagai Komisioner KPUD DKI Jakarta untuk periode 2008-2013.
Karirnya di bidang pemilu berlanjut setelah ia terpilih sebagai anggota KPU periode 2012-2017.
Hingga akhirnya terpilih sebagai ketua KPU menggantikan almarhum Hosni Kamel Manik.
Juri yang menjabat sebagai Presiden KPU itu merupakan bagian dari tim kampanye nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin saat kampanye pemilu 2019.
Ia menjabat sebagai Wakil Direktur Hukum dan Advokasi Tim Kampanye Joko Widodo Ma’ruf Amin. (*)