
Reporter Aisha Nursiamsi
Jakarta – Badan Meteorologi, Iklim, dan Geofisika (BMKG) memaparkan fenomena cuaca sangat panas di berbagai wilayah Indonesia selama beberapa hari terakhir.
Pertama, berdasarkan data pantauan BMKG, sejak 1 hingga 7 Mei, suhu tertinggi terukur di beberapa wilayah berkisar antara 33 hingga 36,1°C. slot new member 100%
Suhu pada kisaran ini terjadi terutama di wilayah Tanggerang – Banten dan Kalimarau – Kalimantan Utara. Selama empat atau lima tahun terakhir, suhu tertinggi pada bulan April di Indonesia adalah 38,8 derajat Celcius.
Yakni di Palembang pada tahun 2019. Sedangkan pada Mei 2018 sekitar 38,8 di Samarinda Timin-dong.
Kedua, overheating disebabkan oleh berbagai penyebab. Diantaranya, posisi semu Matahari kini berada di wilayah khatulistiwa. Menandakan bahwa Indonesia akan memasuki musim kemarau.
Ini secara signifikan mengurangi laju pertumbuhan awan dan curah hujan. Cuaca cerah terjadi di pagi dan siang hari.
Kemudian, udara yang jernih dan tingkat awan yang rendah dapat mendominasi, yang dapat meningkatkan penerimaan sinar matahari di Bumi. Hal ini mengakibatkan suhu yang dirasakan masyarakat sangat panas pada siang hari.
Penjelasan ketiga, panas yang terjadi di Indonesia saat ini bukanlah gelombang panas. Menurut Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), gelombang panas adalah kondisi udara panas yang berkepanjangan.
Ini terjadi 5 hari berturut-turut. Suhu maksimum sekitar 5 derajat lebih tinggi dari suhu rata-rata harian.
Biasanya terjadi di lintang menengah dan tinggi, seperti Eropa dan Amerika Serikat, yang disebabkan oleh dinamika atmosfer di lintang tengah.
Sedangkan menurut BMKG, yang terjadi di Indonesia adalah pemanasan atau kenaikan suhu dalam skala univariat.
Keempat, panas terik merajalela bahkan di pertengahan Mei.