
Laporan Reporter Rinas Abdullah
Jakarta – Fintech memiliki potensi besar untuk mempercepat integrasi keuangan di Indonesia, dengan target 90% pada 2024.
Hal tersebut disampaikan oleh East Ventures Ventures Partner Avin Sugiarto pada Simposium Katadata 2022 Indonesia Data and Economics (IDE) pada Rabu (4 Juni 2022).
“Jadi masih ada ruang untuk perbaikan. Pengetahuan keuangan juga bisa mendorong integrasi keuangan Indonesia,” katanya.
Fintech dapat membantu memberikan akses produk keuangan kepada masyarakat yang tidak memiliki akses layanan perbankan.
Ia optimistis dengan pertumbuhan fintech Indonesia saat ini. Karena fintech dapat meningkatkan inklusi keuangan dan menyambut masa keemasan ekonomi digital Indonesia.
Menurut Avina, industri tekfin Indonesia sangat menjanjikan karena pemahaman dan inklusi keuangan publik masih relatif rendah dibandingkan negara lain seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.
daftar agen slot gacor
Menurut survei nasional, Indeks Pemahaman Keuangan Indonesia adalah 76%.
Menurut Avin, salah satu faktor pendorong pertumbuhan fintech di Indonesia adalah pandemi COVID-19.
Pandemi COVID-19 selama dua tahun terakhir telah mempercepat integrasi teknologi digital ke dalam sektor ekonomi.
Avina juga mengatakan penetrasi internet Indonesia saat ini meningkat 74% menjadi sekitar 200 juta orang.
Benedicto Haryono, CEO dan salah satu pendiri Coinworks, mengatakan bahwa perhatian khusus harus diberikan pada infrastruktur, pendidikan, dan peraturan untuk mencapai tujuan konsolidasi keuangan 90% pada tahun 2024.
Infrastruktur meliputi sumber daya manusia dan Internet. Dari sisi edukasi, semua pihak, termasuk kalangan industri dan media, membahas dampak positif dan negatif fintech.
Di sisi lain, aspek regulasi menyangkut perlindungan konsumen dan akses pemerintah terhadap data.
“Misalnya dukcapil itu KTP dan data biometrik. Secara teori, Dukcapil sudah membuka akses fintech sejak 2017 atau 2016, dan KoinWorks juga sudah masuk aplikasi untuk terkoneksi ke fintech, dan empat tahun sudah berlalu. ” untuk mendapatkan karena Anda sedang mengantri.
“Jadi tidak akan ada inisiatif internal pemerintah untuk melihat apakah data ini membantu KYC (sektor teknologi keuangan),” kata Benedicto. “Ini akan membantu kami mencapai tujuan inklusi keuangan kami lebih cepat.