
Malang, – Gereja Imanuel Protestan Indonesia Barat (GPIB) di Malang, Jawa Timur didirikan pada tahun 1861 oleh pemerintah Hindia Belanda.
Terletak di perempatan Nejalan Merdeka Barat, gereja ini menampung dua buah Alkitab yang dibawa dari Belanda sejak kapel itu selesai dibangun. slot terbaik
Kedua Injil ditutupi dengan rameskin dan berwarna cokelat. Alkitab Puritan tersimpan rapi dalam lemari kaca yang terbuat dari kayu jati.
GPIB Pdt Emmanuel Malang, Pdt Richard Agung Surgjono, saat dihubungi Kamis (26/5/2022) mengatakan “kulit domba digunakan sebagai simbol agama Protestan Belanda”.
Kedua kitab suci tersebut dikatakan berusia lebih dari 400 tahun, karena mereka mencatat bahwa sebuah manuskrip kuno dicetak pada tahun 1618.
Richard mencatat bahwa keberadaan kitab-kitab kuno ini sering menjadi incaran para kolektor. Bahkan, pemerintah Indonesia pernah mewajibkan agar Alkitab disimpan di Perpustakaan Nasional.
Namun, GPIB menolaknya dari GPIB Immanuel Malang dengan alasan keberadaan Kitab Suci memiliki nilai sejarah.
”Kami tidak mau. Karena itu sifat gereja Protestan. Itu nilai sejarah yang menguatkan gereja dan kami menolaknya karena kami juga takut berdagang,’” ujarnya.
Secara terpisah, Agung Buwana, pemerhati budaya Malang, mengatakan kedua sutra tersebut menjadi ikon GPIB Immanuel Malang.
Gereja melindungi Alkitab dengan pencahayaan yang tepat di lemari besi. Tujuannya untuk menghindari pelapukan dan menjaga kelestariannya.
Menurutnya, pada masa Hindia Belanda, Alkitab sengaja diambil dari negeri kincir angin untuk dijadikan kepala agama Protestan dalam bahasa Belanda Kuno.
Kami membuatnya mudah digunakan untuk warga negara Belanda yang tinggal di Hindia Belanda pada saat itu.
GPIB Immanuel Malang juga mengelola naskah-naskah penting lainnya yang diterbitkan di Belanda dan Indonesia.