
TRIBUNNEWSCOM, JAKARTA – Selama Ramadan dan Idul Fitri 2022, banyak orang yang menjual barang mewahnya ke pegadaian.
Selain PT Pegadaian, perusahaan KPR swasta lainnya juga melihat omzet warga yang menggadaikan produknya. slot pragmatic play daftar
Alasan orang terobsesi dengan pegadaian mewah adalah karena butuh uang.
Hal ini dapat dilihat dengan melihat uang yang dibayarkan oleh pegadaian swasta saat itu.
Salah satunya terjadi di PT Gadai MAS DKI, dimana omzet KPR meningkat.
Selama bulan April 2022, selama bulan Ramadhan, jumlah pinjaman yang diberikan oleh perusahaan berjumlah sekitar Rs 10,4 miliar.
Endah Dwi Jayanti, Branch Manager Gadai MAS DKI, mengatakan dalam wawancara baru-baru ini dengan KONTAN: “Angka bulanan rata-rata sekitar Rs 7 miliar, meningkat hampir 60% dibandingkan bulan sebelumnya.”
Di sisi lain, Ende menjelaskan bahwa nilai tebus Gadai MAS DKI tidak mengalami kenaikan.
Bahkan jika ada, jumlah yang dikembalikan tidak akan sebanding dengan pinjaman yang biasanya dibayarkan, kata End.
Sementara itu, Gadai MAS DKI sendiri kini memiliki tujuh anak perusahaan, antara lain Melawai, Pondok Labu, Kramat Jati, Pasar Minggu, Halim, Rawa Mangun dan Cabang Penggilingan.
Sementara itu, PT Budi Gadai Indonesia, salah satu pegadaian di Medan, juga menunjukkan peningkatan setiap tahunnya.
Sementara itu, pengeluaran pinjaman pada April 2022 berjumlah sekitar Rs 1,1 miliar.
Budiarto Sembiring, Direktur Budi Gadai, mengatakan, “Tingkat kenaikannya tidak besar, hanya 1-2%.”
Sementara itu, rata-rata pengeluaran pinjaman bulanan dari Januari hingga Maret bisa mencapai Rp 15 miliar.
Budi juga meyakini hal ini dipengaruhi oleh banyak orang yang telah menerima THR secara keseluruhan tahun ini. Di sisi lain, beberapa pelanggan bahkan memulihkan agunan.
Sementara itu, perusahaan gadai milik negara PT Pegadaian (Persero) melihat tren menggadaikan emas jelang Ramadhan.
Vice President Corcomm PT Pegadaian Basuki Tri Andayani mengatakan sebelum puasa, masyarakat membutuhkan lebih banyak uang untuk bisnis Ramadhan seperti bisnis memasak dan pakaian.
Padahal, bisa dilihat dari data penyaluran pinjaman PT Pegadian, nilai puasa minggu pertama sekitar Rp 3,69 triliun, meningkat 100% dari Rp 3,22 triliun pada pekan sebelumnya.
Apalagi, di minggu kedua Ramadhan, nilai pinjaman mulai menurun. Nilainya sekitar Rp3,19 triliun.
Dia menyimpulkan, “Transaksi tebusan meningkat dan pegadaian menurun.” (Adrianos Octaviano/Handyo)