
– Indonesia penyumbang tuberkulosis terbesar ketiga di dunia, dengan 824.000 kasus tuberkulosis dan 93.000 kematian per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam.
Data tersebut diperparah dengan masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat akan gejala tuberkulosis.
Survei online Stop TB Partnership Indonesia (STPI) dan StratX terhadap 500 responden berusia 18-39 tahun dari wilayah DKI dan Jawa Barat menemukan bahwa hanya 10,1% yang menganggap batuk lebih dari 2 minggu sebagai gejala TB.
Sementara itu, dalam survei terhadap 100 orang, hanya 4% yang menjawab bahwa batuk lebih dari dua minggu merupakan gejala tuberkulosis.
Berdasarkan hasil survei dapat disimpulkan bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengetahui gejala penyakit tuberkulosis. Misalnya, batuk yang berlangsung lebih dari 14 hari mungkin disebabkan oleh infeksi bakteri yang disebabkan oleh tuberkulosis.
info slot deposit dana
Pentingnya deteksi dini dan pengobatan gejala tuberkulosis
Rendahnya kesadaran masyarakat akan gejala TB dapat meningkatkan risiko kasus TB tambahan dan kematian akibat TB.
Padahal, mengingat TBC merupakan salah satu penyakit menular yang paling mematikan, maka sangat penting untuk mendeteksi gejala TBC sejak dini agar masyarakat bisa mendapatkan pengobatan yang tepat hingga benar-benar sembuh.
Selain itu, tuberkulosis termasuk dalam kategori penyakit mudah menular. Mycobacterium tuberculosis sangat mudah menyebar melalui droplet, terutama pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah . Selain itu, tuberkulosis dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang kelas sosial.
Oleh karena itu, kami menghimbau agar Anda tidak perlu khawatir berobat ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala TBC, terutama jika Anda mengalami batuk yang berlangsung lebih dari 14 hari. Perawatan dini dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa.
Selain itu, TBC merupakan penyakit yang dapat disembuhkan secara tuntas dengan pengobatan yang tepat dan komprehensif. Asalkan pasien TBC mau mengikuti anjuran dokter dan dilatih minum obat TBC sampai habis.
Apa saja kesulitan dalam pengobatan tuberkulosis?
Seiring dengan rendahnya kesadaran masyarakat akan gejala tuberkulosis, pengobatan tuberkulosis yang tidak tuntas juga menjadi salah satu penyebab angka penularan tuberkulosis yang mengkhawatirkan.
Aspek sosio-demografi dan ekonomi, pengetahuan dan persepsi, serta efektivitas pengobatan tuberkulosis terhadap penyelesaian pengobatan pada pasien tuberkulosis, mengutip The Conversation, peneliti di Departemen Farmasi dan Farmasi Klinik, Sekolah Tinggi Farmasi Universitas Padjadjaran.
Kesulitan pengobatan tuberkulosis dari aspek sosial demografi dan ekonomi disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain kurangnya dukungan dari anggota keluarga, stigma yang tinggi terhadap penderita tuberkulosis, kesulitan dalam mengakses fasilitas kesehatan karena keterbatasan biaya dan jarak, serta kesulitan transportasi . .
Selain itu, masih rendahnya tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang tuberkulosis. Misalnya, banyak pasien meninggalkan obat mereka lebih awal karena mereka merasa baik. Selain itu, kesadaran akan tuberkulosis sebagai penyakit yang tidak dapat disembuhkan masih ada. Terakhir, efektivitas pengobatan tuberkulosis juga menjadi kendala untuk menyelesaikan pengobatan tuberkulosis. Pengobatan tuberkulosis memiliki efek samping. Namun, manfaat pengobatan yang dirasakan lebih besar daripada efek sampingnya. Juga, jika gejalanya mengganggu Anda, pasien dapat berkonsultasi dengan dokter. Dokter Anda mungkin akan meresepkan suplemen vitamin atau mengganti obat tuberkulosis yang paling sesuai dengan kondisi Anda. dengan efek samping yang minimal.
Oleh karena itu, dukungan orang-orang terdekat penderita TBC sangat penting untuk menyelesaikan pengobatan TBC. Penderita TBC sangat membutuhkan dukungan untuk menyelesaikan rangkaian pengobatan agar dapat kembali beraktivitas normal.
Di antara ketiga tantangan tersebut dapat dijelaskan bahwa kesadaran masyarakat akan bahaya tuberkulosis dan pentingnya pengobatan tuberkulosis masih sangat rendah dan suboptimal.
Selain ketiga faktor tersebut, pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung di Indonesia dapat berkontribusi pada penurunan kesadaran masyarakat akan bahaya tuberkulosis karena batuk hanya dapat dilihat sebagai gejala Covid-19.
Faktanya, gejala batuk tidak hanya terjadi pada COVID-19. Anda juga bisa terkena TBC jika batuk tidak berhenti selama lebih dari 14 hari.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan diagnosis yang akurat, orang Indonesia harus pergi ke fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan yang tepat.
Kampanye No. 141CekTBC Serangkaian fitur yang membantu mengobati tuberkulosis.
Jauh dari mengkhawatirkan rendahnya kesadaran masyarakat akan tuberkulosis, Stop TB Partnership Indonesia mengembangkan komunikasi digital bertajuk #141CekTBC – Batuk 14 Hari Jangan Ditinggalkan?. Salah satu solusinya, segera periksa ke dokter!
Kampanye digital ini terkait dengan kampanye Kementerian Kesehatan RI yang disebut Find-Treat-until-H-Hee (TOSS) TB.
Ini juga merupakan langkah konkrit dimana STPI akan membantu mengurangi risiko penyakit TBC, sehingga diharapkan masyarakat Indonesia memiliki taraf hidup yang lebih baik dan lebih sehat dari sebelumnya.
Diharapkan dengan adanya koneksi digital ini dapat meningkatkan kesadaran dan kepekaan masyarakat Indonesia terhadap gejala penyakit tuberkulosis. Orang yang mengalami batuk yang berlangsung lebih dari 14 hari, terutama, harus segera ke dokter.
Mengakses kampanye #141CekTBC juga mudah . Kunjungi https://141.stoptbindonesia.org . Sementara itu, informasi TBC dari Kementerian Kesehatan dapat dilihat di https://tbindonesia.or.id .
Ada beberapa fitur yang dapat mempermudah akses pengobatan yang tepat untuk gejala TB Anda. Fitur chatbot 141CekTBC memungkinkan masyarakat mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit tuberkulosis.
Tak kalah pentingnya, fitur chatbot ini menghubungkan komunitas dokter melalui Halodoc dan komunitas perawatan TB terdekat, membantu masyarakat menemukan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat dan mendapatkan perawatan yang tepat. Fitur chatbot 141CekTBC juga dapat dihubungi melalui nomor Whatsapp Anda (+628119961141).
Fitur lain yang tersedia selain chatbot adalah fitur peringatan 141CekTBC , yang membantu pasien mengidentifikasi gejala batuk terus-menerus. Jika gejala batuk Anda tidak mereda selama lebih dari 14 hari, Anda akan diberitahu untuk segera mencari pertolongan medis.
14 hari tanpa batuk? Salah satu solusinya, segera periksa ke dokter!