
Jakarta – Konfederasi Rakyat Indonesia untuk Perjuangan (Kopaja) telah mengeluarkan Surat Peringatan Nomor 1 (SP1) terhadap prestasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Pesan peringatan itu diberikan karena diyakini adas manis tidak bisa menyelesaikan banyak masalah penting di ibu kota.
Ada total sembilan masalah mendasar yang menurut Anis tidak bisa diselesaikan.
Pada presentasinya, Copaja juga membawa poster yang menarik.
Saat Surat Peringatan 1 (SP 1) disampaikan kepada Gubernur DKI Jakarta, salah satu poster yang dibawa oleh Koalisi Perjuangan Rakyat Jakarta (Kobaga) bertuliskan “Tidak, waktumu telah tiba”. situs slot daftar via gopay
Letnan Gubernur DKI Jakarta Ahmad Raza Patria juga menyebutkan.
Diakuinya, setiap hari warga bisa berunjuk rasa di depan Balai Kota.
Anais Tua Diungkap di Misa Kopaja Balai Kota Geruduk, Edisi SP1: Waktu Sudah Habis!
Salah satu poster yang dibawa oleh Konfederasi Perjuangan Rakyat (Kobaga) Jakarta saat menyerahkan surat peringatan nomor 1 (SP 1) kepada Gubernur DKI Jakarta bertuliskan, “Anis, waktumu sudah habis.”
Ada total sembilan masalah mendasar yang menurut Anis tidak bisa diselesaikan.
Pertama, buruknya kualitas udara Jakarta terkait pelampauan Baku Mutu Udara Nasional (BMUAN).
Kemudian, sulitnya akses air bersih di Jakarta akibat privatisasi air, penanganan banjir Jakarta yang tidak dianggap sebagai penyebab beberapa banjir, dan sikap pemerintah daerah DKI yang kurang serius dalam memperluas akses struktur hukum.
Selain itu, minimnya perlindungan bagi masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil di Teluk Jakarta, reklamasi yang terus berlangsung, penggusuran paksa yang terus melanda warga Jakarta, serta kurang optimalnya penanganan Covid-19 dan dampak sosialnya.
Terakhir, perumahan yang layak bagi warga Jakarta juga menjadi isu penting yang belum ditangani Anis Baswedan.
Jenny Silvia dari LBH Jakarta yang mempresentasikan SP1 mengatakan, sembilan isu ini sangat penting karena berkaitan langsung dengan peningkatan kualitas hidup warga Jakarta.
Dan beliau mengatakan pada hari Jumat (22 April 2022) ”Pemenuhan taraf hidup ini harus dicapai oleh semua warga negara dan pemerintah harus mencapainya.”
Jika kesembilan masalah itu tak bisa diselesaikan, Koalisi Warga menuntut Mas Anis segera mundur dari jabatannya.
Usai SP1 dilimpahkan ke Annie, suporter dan warga Kopaja adu mulut dengan pejabat membandingkan era Ahok.
Warga yang tergabung dalam Persatuan Perjuangan Rakyat Jakarta (KOBAGA) nyaris diusir dari Balai Kota Jakarta saat hendak menyerahkan surat peringatan (SP 1) kepada Gubernur Anis Baswedan.
Pasalnya, mereka mengira ingin menggelar aksi unjuk rasa tanpa izin polisi.
Lebih buruk lagi, ini dilakukan di dalam gedung Balai Kota, bukan di luar.
Beberapa perwakilan masyarakat juga terlihat memegang beberapa poster yang menyerukan Gubernur Anis Baswedan.
Salah satu poster berbunyi: “Anis, waktumu sudah habis.”
Terjadi tawuran antara polisi dengan penjaga kota (Famdal) dan massa dari Copaja.
Polisi dan Bamidal memutuskan bahwa 15 menit sudah cukup, jadi mereka mendesak mereka untuk segera bubar.
Namun, warga meminta tambahan waktu untuk membaca sembilan agenda penting yang mereka minta di kantor Anise.
Polisi dan Famdal masih bersikeras untuk segera membubarkan diri dan melanjutkan operasi di luar gedung balai kota.
Charlie Al-Bajili, Kepala Kopaja LBH Jakarta, menyayangkan tidak berunjuk rasa di dalam kantor Anies Baswedan.
2022. 4. 22.
“Saya bilang tanpa izin, tapi saya tidak butuh izin,” katanya.
Ia juga membandingkan periode adas manis dengan penguasa sebelumnya, Vassky Chaga Purnama (BTP), yang lebih dikenal dengan Ahok.
Pasalnya, saat Ahok mengambil alih Jakarta, Pemprov DKI sudah membuka kantor pamong praja di balai kota.
Warga juga dapat memasuki balai kota dan mengekspresikan ketidakpuasan mereka di jendela.
Pasalnya, tidak ada aksi penggusuran dalam rapat Gubernur Anis Alhamra dan beberapa laporan protes pencemaran udara.
SP1 Memberi Anise Aktor Residen Ariza Letnan Gubernur: Berdandan Setiap Hari Tidak Penting
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengaku tidak ada masalah dengan warga yang berunjuk rasa di depan Balai Kota setiap hari.
Hal itu disampaikan Ariza menanggapi pernyataan sikap Konfederasi Rakyat Indonesia Perjuangan (KOPAGA) di Jakarta yang mengirimkan Surat Peringatan Nomor 1 (SP1) tentang kinerja Gubernur DKI Anis Baswedan.
Dia mengatakan di balai kota pada tanggal 22 (Jumat), “Ini adalah bentuk cinta, dan tidak ada masalah dengan protes harian, dan selama itu disampaikan dengan benar dan tidak mengganggu publik, tidak ada masalah. untuk kita.” pesan.” / 2022).
Menurutnya, ini merupakan bentuk animo masyarakat terhadap pembangunan dan perkembangan Kota Jakarta.
Kritik dan saran masyarakat akan menjadi bahan evaluasi Pemprov DKI Jakarta.
“Saya senang orang-orang menjadi lebih kritis. Itu berarti orang-orang peduli dengan perkembangan kota, masyarakat kota, dan pemerintah kabupaten.”
“Maka bijaksanalah untuk memberikan saran dan komentar konstruksi bila memungkinkan, dan untuk mengusulkan solusi secara independen dari kritik,” katanya.
Anees menyerukan penyelesaian sembilan persoalan kritis di Jakarta. Letnan Gubernur Ariza: Kita mau ikut 99 juga.
Gubernur DKI Jakarta yang korup Anis Baswedan dibubarkan oleh perwakilan warga Perhimpunan Perjuangan Rakyat Jakarta (KOPAG).
Mereka juga membuat sembilan catatan penting untuk Anees tentang masalah Jakarta yang sampai sekarang belum terselesaikan.
Anies diberi waktu 6 bulan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Terkait hal itu, Ahmad Raza Patria, Wakil Gubernur DKI Jakarta, menegaskan kesiapannya menangani sembilan persoalan.