
Saat masa kehamilan, seorang ibu dapat mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi. Kondisi ini disebut preeklamsia, yaitu hipertensi yang diakibatkan oleh kejadian.
Preeklamsia adalah komplikasi kemungkinan berbahaya yang ditandai dengan tekanan darah tinggi. gacor gampang menang
Biasanya, preeklamsia terjadi saat usia kehamilan mencapai 20 minggu pada wanita yang tekanan darah sebelumnya berada dalam kisaran standar.
Sehingga, penting bagi ibu hamil untuk waspada dan menjaga kesehatan tubuh agar tidak terjadi komplikasi.
Seseorang dengan preeklamsia kemungkinan memiliki tekanan darah tinggi, kadar protein tinggi dalam urin yang memperbaiki ginjal (proteinuria), atau tanda-tanda kerusakan organ lainnya.
Preeklamsia dapat menyebabkan komplikasi yang serius, bahkan fatal bagi ibu dan bayi.
Ciri khas preeklamsia adalah tekanan darah tinggi, proteinuria, atau tanda-tanda kerusakan ginjal maupun organ lainnya. Tapi, mungkin seorang ibu hamil tidak memiliki gejala yang terlihat.
Gejala pertama preeklamsia sering terdeteksi selama kunjungan rutin prenatal dengan penyedia layanan kesehatan. Seiring dengan tekanan darah tinggi, tanda dan gejala preeklamsia kemungkinan termasuk:
Kenaikan berat badan dan pembengkakan (edema) merupakan hal yang wajar selama kehamilan. Tapi, kenaikan berat badan yang tiba-tiba atau munculnya edema secara tiba-tiba terutama di wajah dan tangan mungkin menjadi tanda preeklamsia.
Shutterstock Ilustrasi hipertensi
Mengalami preeklamsia disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya plasenta, organ yang memberi makan janin selama kehamilan.
Pada awal kehamilan, pembuluh darah baru berkembang untuk memasok oksigen dan nutrisi ke plasenta.
Pada wanita dengan preeklamsia, pembuluh darah ini tidak berkembang atau bekerja dengan baik. Masalah dengan seberapa baik sirkulasi darah dapat menyebabkan pengaturan tekanan darah yang tidak teratur.
Kondisi yang terkait dengan risiko preeklamsia yang lebih tinggi meliputi riwayat preeklamsia pada kehamilan sebelumnya, hamil lebih dari satu bayi, tekanan ggunaah in vitro asi ganan fer tinggi kronis (hiperimtensi), til guan penya in vitro ginis alonis (hiperimtensi), diabetes sebelum ham kehamilan yang terkait dengan ke
Sementara itu, kondisi yang terkait dengan risiko sedang mengembangkan preeklamsia antara lain kehamilan pertama, kegemukan, riwayat keluarga dengan preeklamsia, usia ibu hamil 35 tahun atau jarak lebih, nya lehamilan seak lebih, nya lehamilan seak lebih, nya lehamilan seak lebih nya kehamilan seak lumi ham il.
Preeklamsia berisiko menyebabkan komplikasi, seperti terganggunya pertumbuhan janin, kelahiran prematur, hingga penyakit kardiovaskular sebagai berikut:
-pertumbuhan janin
Preeklamsia memengaruhi arteri yang membawa darah ke plasenta. Jika plasenta tidak mendapatkan cukup darah, bayi mungkin menerima darah dan oksigen yang tidak mencukupi, serta nutrisi yang lebih sedikit.
Hal tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan yang lambat atau dikenal sebagai pertumbuhan janin.
– Kelahiran prematur
Preeklamsia dapat menyebabkan kelahiran prematur yang tidak direncanakan, sebelum usia 37 minggu.
Bayi lahir prematur mengalami peningkatan kesulitan bernapas dan makan, masalah penglihatan, masalah pendengaran, dan keterlambatan perkembangan.
– Solusio plasenta
Preeklamsia meningkatkan risiko solusio plasenta, yaitu kondisi plasenta terlepas dari dinding bagian dalam rahim sebelum melahirkan.
Solusio yang parah dapat menyebabkan pendarahan, yang bisa mengancam jiwa ibu dan bayi.
– Sindrom HELLP
HELLP adalah singkatan dari hemolisis atau sel darah merah, peningkatan enzim hati, dan jumlah trombosit yang rendah.
Bentuk preeklamsia yang parah ini mempengaruhi beberapa sistem organ. Sindrom HELLP mengancam jiwa ibu dan bayi, dan dapat menyebabkan masalah kesehatan seumur hidup bagi ibu.
Tanda atau gejala dari sindrom ini termasuk mual, muntah, sakit kepala, sakit perut kanan atas, dan perasaan sakit. kadang-kadang keadaan tersebut berkembang tiba-tiba bahkan sebelum tekanan darah tinggi terdeteksi.
– eklampsia
Eklampsia adalah timbulnya kejang atau koma dengan tanda atau gejala preeklamsia. Namun, sangat sulit untuk memprediksi pasien dengan preeklamsia akan berkembang menjadi eklampsia atau tidak.
Eklampsia dapat terjadi tanpa tanda atau gejala preeklamsia yang diamati sebelumnya. Tanda dan gejala yang mungkin muncul sebelum kejang termasuk sakit kepala parah, masalah penglihatan, kebingungan mental, atau perubahan perilaku.
begitu, seringkali tidak ada gejala atau tanda peringatan. Eklampsia dapat terjadi sebelum, selama, atau melahirkan.
– Kerusakan organ lainnya
Preeklamsia dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, hati, paru-paru, jantung, atau mata, dan dapat menyebabkan stroke atau cedera otak lainnya. Keadaan cedera pada organ lain tergantung pada seberapa parah preeklamsia.
– Penyakit kardiovaskular
Memiliki preeklamsia dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) di masa depan.
Bahkan risikonya lebih besar jika pernah mengalami preeklamsia lebih dari sekali atau Anda pernah lahir prematur.
Sebelum melakukan pengobatan dengan obat, vitamin atau suplemen apa pun, pastikan aman dengan perawatan dari dokter atau penyedia layanan kesehatan.