
Bersamaan dengan kunjungan Presiden Jokowi ke Amerika Serikat, Wakil Ketua Dewan Rakyat Indonesia Arsol Sani berkunjung ke Amerika Serikat untuk menghadiri KTT ASEAN-AS di Washington.
Selama di Amerika Serikat, Arsol Sani menghadiri Halal bersama ekspatriat Indonesia dari Washington DC, Virginia dan Maryland, Duta Besar Indonesia LBBP untuk AS Rosanne Roslani, istri dan staf KBRI Washington DC. review slot pragmatic play
Halal diselenggarakan oleh IMAAM dan beberapa asosiasi diaspora Indonesia di Ballroom District of Columbia pada minggu 8 Mei. Wakil Presiden MPR RI juga bertemu dengan warga negara Indonesia yang bekerja di Philadelphia, Pennsylvania.
Kota ini memiliki ribuan warga negara Indonesia dan diaspora Indonesia yang bekerja di berbagai sektor industri dan komersial. Kunjungan kemudian dilanjutkan ke San Francisco, California.
Dalam kunjungan ke tiga kota AS ini, Arsol Sani mencontohkan highlight dari mahasiswa Indonesia yang belajar di berbagai kota dan universitas di AS, yaitu apresiasi KBRI Washington DC dan KJRI Washington DC. Biasanya. di San Fransisco.
Banyak mahasiswa mengucapkan terima kasih kepada Wakil Direktur MPR KBRI, Dubes Rosan Roeslani, dan Pejabat Pendidikan dan Kebudayaan (Akdikbud) A atas kejadian ini. Popy Rufaidah sangat tertarik dengan mahasiswa Indonesia, khususnya dari Papua dan Papua Barat. Dubes Addict Bud KBRI Washington DC dan mahasiswa Papua yang dibantu Dubes menghadapi banyak kesulitan.
Auditor yang sama juga memindahkan banyak mahasiswa Indonesia yang belajar di California, Washington dan Oregon ke KJRI San Francisco. Konsul Jenderal RI di kota Prasetyo Hadi dan jajarannya tampak memberikan perhatian khusus kepada mahasiswa Indonesia, termasuk mereka yang berasal dari Papua dan Papua Barat yang belajar di tiga negara bagian AS.
Wakil Presiden MPR RI mengaku terharu dengan kabar bahwa misi diplomatik Indonesia menaruh perhatian besar pada anak-anak Indonesia. Para diplomat ini tidak lupa bahwa ilmu dan pengalaman yang diperoleh di Amerika Serikat harus memberikan kontribusi bagi pembangunan dan pembangunan Indonesia. Selain itu, sebagian besar mahasiswa pernah menempuh pendidikan beasiswa LPDP dan berbagai instansi pemerintah Indonesia atau BUMN.
Secara khusus, Arsol Sani menyebut keprihatinan kedutaan dan konsulat Indonesia terhadap mahasiswa Indonesia Papua dan Papua Barat di Amerika Serikat sebagai cara yang baik untuk mencegah mereka bergabung dengan gerakan separatis di Papua. Kami berharap seksualitas dan kemanusiaan yang dianugerahkan kepada mereka dapat menumbuhkan semangat NKRI.
Di akhir pernyataan, Wakil Presiden MPR menyampaikan harapannya agar seluruh perwakilan diplomatik Indonesia tertarik dan mempengaruhi kewarganegaraan dan kemanusiaan mahasiswa.
“MPR RI siap menerima undangan dan program dukungan dari kedutaan atau konsulat Indonesia pada acara-acara dialog nasional,” katanya.