
Seorang pakar Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan puluhan anak telah tewas akibat kekerasan di Myanmar sejak kudeta tahun 2021 lalu.
Tidak hanya dalam baku tembak konflik tetapi sebagai sasaran yang besar dari militer yang menimbulkan tantangan.
Sementara beberapa orang dipaksa untuk menjalani eksekusi palsu, menurut laporan dari pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia di Myanmar, Tom Andrews, sebagaimana dilansir CNA, Selasa (14/6/2022). slot gacor malam ini
Junta telah berulang kali memarahi PBB dan negara-negara Barat karena campur tangan dan tuduhan bahwa mereka melakukan kekejaman.
Berdasarkan kontribusi dari badan-badan PBB, kelompok-kelompok kemanusiaan dan hak asasi manusia dan Organisasi masyarakat sipil, laporan itu mengatakan 250.000 anak-anak terlantar akibat pertempuran.
Sedikitnya 382 anak telah tewas atau cacat, termasuk oleh serangan udara atau artileri berat.
“Serangan tanpa henti junta terhadap anak-anak menggarisbawahi kebobrokan dan ketersediaan para jenderal untuk menimbulkan panderitaan besar pada korban yang tidak bersalah dalamayanya untuk menundukkan rakyat pernyata,
“Serangan junta terhadap anak-anak merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang.”
PBB telah menerima informasi dari 142 anak-anak yang disiksa oleh tentara, polisi dan milisi pro-tentara, kata laporan Andrews, sementara laporan anekdot tentang peningkatan kinerja pekerja anak, termasuk oleh pejuang anti-junta.