
– Dosen Manjat IAIN Salatiga dan Dosen Dar Al Hadalana dan Pesantren Salafi, Salatiga, Jawa Tengah.
Pada tahun 2019 beliau belajar tentang Computer Thinking (CT) dan mengajarkannya kepada siswa atau siswi dari SD 1 sampai SMA 12 di Pesantren Dar Al-Hadlana. slot online deposit ovo
Manajat juga mengajar delapan anak jalanan tanpa pendidikan formal dalam rentang usia 8-14 tahun.
Mengajar siswa yang belum pernah ke sekolah reguler tentu bukan tantangan yang mudah untuk bertahan hidup, dan siswa ini tampaknya lebih mudah lelah dan kehilangan konsentrasi dibandingkan siswa rata-rata.
Juga, terapkan aktivitas berpikir aritmatika dengan mengajukan satu atau dua pertanyaan menggunakan metode aktivitas dan gambar aktivitas sebagai pemanasan sebelum dan sesudah kelas yang sebenarnya.
Akibatnya, para siswa ini lebih termotivasi dan fokus dalam belajar.
Florentina Sita Pospitasari, pengajar di Sekolah Olivant Yogyakarta, juga merupakan salah satu guru yang menerapkan pola pikir aritmatika.
Sita juga mencoba menerapkan metode CT di kelasnya dan menemukan bagaimana metode ini membantu siswa berpikir lebih kritis dan lebih tertarik untuk belajar.
Keterampilan berpikir kritis dan kreatif yang diperoleh dengan berpartisipasi dalam pelatihan CT membantu Sita merancang pelatihan yang menarik bagi siswanya, memungkinkan mereka untuk memotivasi dan terlibat aktif dalam pembelajaran, bahkan jika mereka diajar secara online.
Sita berhasil merancang program kegiatan CT yang dipadukan dengan program khusus untuk sekolah tempatnya belajar yang disebut Umbrella Activity.
Dia menjelaskan bahwa dia menerapkan computed tomography kepada siswa kelas tiga di kelas objektif tentang hubungan antara proses transformasi hewan dan bagian-bagian tumbuhan.
Ia mengatakan bahwa dalam kegiatan ini, siswa dapat menyatakan perbedaan dan persamaan antara kertas yang sering mereka temui, dan kemudian menggambarkan seperti apa kertas imajiner itu.
Gambar-gambar menarik juga dapat mencantumkan proses transformasi kupu-kupu dan memberikan contoh hewan lain yang telah bertransformasi.
Ia berharap pembelajaran berbasis CT ini akan membantu siswa menjadi terbiasa berpikir kritis, menganalisis masalah yang berbeda dari perspektif yang berbeda, dan pada akhirnya secara mandiri memecahkan masalah yang mereka hadapi di dunia nyata.
Pelatihan dilakukan oleh Google dan Bebras Indonesia.
Metode Berpikir Komputasi adalah pelatihan teknis yang diselenggarakan oleh Google dan Bebras Indonesia, sebuah organisasi nirlaba pendidikan.
Ia mengakui bahwa ia ingin menerbitkan CT karena dapat memberikan anak-anak masa depan keterampilan hidup yang lebih baik – kemampuan untuk memecahkan masalah hidup secara efektif, efisien dan cepat.
“Sebagai seorang guru, saya yakin CT dapat menjadi bagian dari solusi permasalahan pendidikan di Indonesia, khususnya lemahnya literasi dan numerasi,” tambah Monagat.
Monagat menjelaskan, kantor Bebras Salatiga sendiri sudah memiliki lebih dari 20 instruktur yang terlatih di NBO Bebras Indonesia.
Dengan gerakan PANDAI, lebih dari 1.500 guru telah mengikuti pelatihan dan lebih dari 800 guru telah mengajarkan pemikiran komputasional kepada siswanya.
Pria 47 tahun: “Sekarang, kami bekerja dengan kelompok pendidikan non-formal dan komunitas pembelajaran komunitas untuk terus mengembangkan keterampilan berpikir komputasional guna memperluas jangkauan pendidikan kami.'”
Pada Februari 2020, Google.org menghadiahkan $1 juta kepada Bibras Indonesia, sebuah lembaga pendidikan nirlaba, untuk membantu pelaksanaan pelatihan berpikir komputasional bagi 22.200 guru di 22 kota besar dan kecil melalui program latihan Pengajar untuk Era Digital Indonesia (PANDAI). mendukung.