
– Anak yang penuh kasih tanpa disadari membuat orang tua memiliki banyak pengawasan dan pembatasan atas apa yang ingin dialami anak-anaknya.
Menurut pendidik gedung induk Cikal Bandung Naura Thifaldhia Chrissandi, jika orang tua selalu ingin memantau aktivitas anak-anaknya dan memberlakukan banyak batasan untuk memperkenalkan berbagai batasan, ini bisa menjadi beberapa tanda over-parenting. slot pakai pulsa
Menurut Nora, over parenting terjadi ketika orang tua sangat terlibat dan membatasi kehidupan anak-anaknya.
“Orang tua yang terlalu memanjakan cenderung mengurangi ruang bagi anak-anaknya untuk mengalami secara mandiri dan melindungi mereka dari ketidaknyamanan,” kata Naura dalam keterangan tertulis.
Bahkan, anak-anak pun membutuhkan trial and error dan eksplorasi perkembangan yang mandiri. Keterlibatan orang tua yang berlebihan dapat mengurangi kepercayaan diri anak dalam mengambil keputusan atau mengambil tindakan di masa depan.
Berikut adalah beberapa ciri-ciri pemanjaan yang berlebihan dan kiat-kiat untuk lebih memercayai anak Anda.
5 Sifat Orang Tua Ekstra
Nora mengatakan ada lima sifat yang perlu diketahui orang tua saat mengasuh anak dengan baik.
1. Pengawasan yang berlebihan
Ciri pertama, orang tua yang mulai memasuki zona ovulasi selalu memantau anaknya agar tidak merasa sakit hati atau tidak nyaman.
2. Keputusan sepihak orang tua
Dalam situasi ini, orang tua sering kali berusaha menghindari pengambilan keputusan yang salah untuk anak-anak mereka dengan membuat keputusan untuk mereka secara sepihak.
Dalam hal ini, orang tua memiliki keluarga dan tahu segalanya dan tahu pilihan terbaik untuk anak mereka.
3. Terlalu mengatur aktivitas anak
Orang tua tentu khawatir tentang mengidentifikasi minat dan bakat yang tidak sesuai. Sayangnya, kekhawatiran tersebut merupakan awal dari aspirasi orang tua untuk berpartisipasi dan menyelenggarakan kegiatan dan pengembangan inklusif anak.
Membuat anak-anak mengikuti jejak ayah mereka dalam taekwondo dan bermain piano dengan pijakan yang sama dengan anak-anak lain hanyalah beberapa contoh peristiwa yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan stres pada pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan mental anak.
4. Anak takut gagal
Menyadari bahwa berbagai tahap kehidupan sedang berlangsung, termasuk anak-anak, adalah sesuatu yang dapat dinikmati orang tua.
Namun, orang tua yang memiliki kepribadian overprotektif dan cenderung overprotect terhadap pengasuhan akan selalu merasa terintimidasi oleh perjalanan anaknya.
5. Kendalikan cara orang lain memperlakukan anak
Poin kelima yang menjadi ciri overparenting adalah Anda memiliki terlalu banyak kendali atas bagaimana orang lain memperlakukan anak-anak Anda.
Ini jelas terkait dengan titik lain di mana ketakutan orang tua terlalu termotivasi pada semua tahap kehidupan anak.
Regulasi yang berlebihan juga akan menimbulkan banyak kontroversi dalam interaksi sosial secara umum antara guru, tetangga atau bahkan teman anak.
Kiat untuk ayah yang lebih baik tanpa terlalu banyak mengasuh
1. Manajemen Kecemasan
Rasa cemas tentu tidak ada salahnya, apalagi bagi orang tua yang sangat menyayangi anaknya.
Namun, penting untuk dicatat bagaimana mengelolanya dengan benar. Orang tua tentunya perlu memberikan kepercayaan diri kepada anak-anaknya untuk bergerak dan mengembangkan rasa ingin tahu dalam diri mereka.
Ketika kecemasan kembali, pertama-tama tenangkan pikiran Anda dan kelola kecemasan Anda sehingga konsekuensi bagi perkembangan anak Anda tidak dapat diabaikan.
2. Memetakan apa yang dapat dilakukan anak-anak sendiri
Orang tua dapat berpikir dan memetakan lebih banyak tentang apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh anak-anak mereka sendiri.
3. Membantu anak menghadapi masalahnya sendiri
Ketika seorang anak memiliki masalah atau gagal untuk mencoba sesuatu, orang tua sering menggumamkan atau mengatakan hal-hal yang membuat stres bagi anak.
Dalam hal ini, orang tua dapat mencoba menanamkan dalam benaknya bahwa di balik kegagalan atau masalah ada banyak hal yang harus dipelajari anak-anaknya.
Kegagalan dan masalah tidak selalu buruk. Karena anak-anak bisa belajar banyak untuk menjadi lebih baik di masa depan.
Juga, jika anak Anda memiliki masalah, jangan panik dan pantau situasinya.
Perhatikan bagaimana anak Anda menangani masalah dan menawarkan bantuan ketika dia benar-benar bingung.
Bahkan jika anak Anda tidak menangani masalahnya dengan sempurna, cobalah untuk menahan diri terlebih dahulu dan biarkan anak menyelesaikan masalahnya sendiri.
4. Mendelegasikan tugas kepada anak-anak
Orang tua dapat memberi anak-anak mereka tugas-tugas sederhana. Misalnya anak ditugaskan untuk mencuci piring dan gelas (bisa menggunakan piring atau gelas plastik yang lebih aman untuk anak).
Tugas sederhana ini akan membangun kepercayaan diri anak Anda dan membuat mereka merasa bahwa ada sesuatu yang dapat mereka lakukan sendiri.
5. Dengarkan dan percayai anak Anda
Orang tua mungkin sering ingin bertanya kepada anak apa yang ingin dia lakukan dan apa yang dia inginkan. Ini adalah rangkaian tumbuhnya rasa percaya diri anak.