
Reporter Ayo Lina
Jakarta – Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan hepatitis laten akut menjadi tiga kelompok definisi kasus dan satu rujukan.
Penyakit tersebut kini dalam kondisi Anak Muda Luar Biasa (KLB) yang menyerang anak-anak tersebut. demo slot pragmatic idr
Profesor Tjandra Yoga Aditama, mantan direktur penyakit menular di Asia Tenggara, menjelaskan ketiga kelompok tersebut.
Yang pertama adalah bahwa kasus yang dikonfirmasi secara eksplisit disebutkan tanpa identifikasi.
Tijandra mengatakan dalam pernyataan yang diterima pada Sabtu (5 Juli 2022) bahwa “itu terjadi karena dunia saat ini tidak yakin apa yang menyebabkan hepatitis dan masih perlu penelitian.”
Kajian ini mencakup lima aspek.
Pertama, apakah ada perubahan pada adenovirus.
Kedua, apakah virus lain berperan menyebabkan penyakit secara bersama-sama.
Ketiga, apakah ada faktor lain seperti racun, kontaminasi makanan atau aspek lingkungan.
Keempat, apakah ada sesuatu pada penderita penyakit ini.
Dan kelima, ada potensi peningkatan kerentanan alergi pada anak-anak karena sirkulasi adenovirus yang relatif rendah selama pandemi COVID-19.
Kemungkinan kelompok penentu kasus kedua, yaitu, pasien dengan kadar serum transaminase >500 IU/L (AST atau ALT) dan usia <16 tahun dengan gejala hepatitis akut (tidak ada virus hepatitis A hingga E); Terjadi mulai Oktober 2021.
Pakar kesehatan FKUI ini mengatakan “Kelompok penentu kasus ketiga adalah Epi-linked atau epidemiologis.
Klasifikasi definisi kasus ketiga yang termasuk dalam kelompok ini adalah orang dengan gejala hepatitis akut (tidak ada virus hepatitis A hingga E) yang telah kontak dekat dengan kemungkinan kasus pada usia berapa pun.
Selain ketiga klasifikasi tersebut, World Health Organization (WHO) juga menyarankan kewaspadaan khusus ketika ada pasien dengan gejala dan keluhan terkait hepatitis, namun hasil laboratorium serologi untuk deteksi virus dari A hingga E masih menunggu. Anda bisa menyebutnya klasifikasi tertunda.